Kitab suci Alquran yang
diperkirakan berusia 150 tahun tersimpan di museum daerah Sulawesi
Tengah di Jalan Kemiri, Palu Barat. Kuat dugaan, Alquran ini menjadi
salah satu petunjuk masuknya Islam di Sulteng.
Menurut Iksam, pengelola museum, baru-baru ini, Alquran ditulis dengan
tangan di atas kertas terbuat dari kulit kayu beringin. Namun, hingga
kini, pihaknya tidak mengetahui penulis Alquran tersebut.
Iksam memperkirakan, Alquran dibuat di Lembah Palu oleh Datok Karama, mubaliq asal Sumatra Barat, pada abag ke-16. Belakangan, sang mubaliq juga meninggal dan dimakamkan di Palu.
Banyak keunikan pada Alquran itu. Setiap halaman terakhir pada setiap juz, terdapat lukisan flora dengan warna merah dan kuning. Bahkan, pada bagian surat Al Isra atau juz pertengahan, terdapat lukisan flora berupa dedaunan. Secara keseluruhan, Alquran memiliki tebal 502 halaman dengan berat lima kilogram.
Iksam menambahkan, Alquran tak hanya dipajang di museum. Tapi juga kerap dipamerkan dalam kegiatan seni budaya Islam di Sulteng.
Spoiler for Al'Quran Tertua:
Iksam memperkirakan, Alquran dibuat di Lembah Palu oleh Datok Karama, mubaliq asal Sumatra Barat, pada abag ke-16. Belakangan, sang mubaliq juga meninggal dan dimakamkan di Palu.
Banyak keunikan pada Alquran itu. Setiap halaman terakhir pada setiap juz, terdapat lukisan flora dengan warna merah dan kuning. Bahkan, pada bagian surat Al Isra atau juz pertengahan, terdapat lukisan flora berupa dedaunan. Secara keseluruhan, Alquran memiliki tebal 502 halaman dengan berat lima kilogram.
Iksam menambahkan, Alquran tak hanya dipajang di museum. Tapi juga kerap dipamerkan dalam kegiatan seni budaya Islam di Sulteng.
Hamba Allah di Sini